The
Bay Bali, tempat yang sangat indah dengan segala pesona alam dan makanan yang
disajikan. Kami (Mia, Afifah, Siska, Wiwin dan Lisna) sejak lama bersahabat dan
selalu memiliki rencana untuk masa depan yang indah. The Bay Bali adalah salah
satu impian kami.
Setiap
kali kami bertemu, ada hal yang kami rencanakan dan harus terwujud!!!. Kami
berlima adalah siswi SMA dengan banyak impian. Mia adalah remaja yang memiliki imajinasi tinggi, terkadang
imajinasinya tidak pernah kami mengerti tapi itulah keunikannya. Afifah, remaja
yang sangat teliti dengan segala hal yang ia kerjakan, meski terkadang
mengganggu kami karena sifat kami yang sangat ceroboh, tapi ketelitiannya
berguna untuk mengingatkan kami. Siska adalah remaja yang sederhana dan sangat
pintar dalam hal memasak. Wiwin, remaja cuek, sangat sangat cuek, tetapi
dibalik sifat cueknya, dia sangat peduli dengan sahabatnya. Lisna, bisa
dibilang dia itu orang yang paling berani diantara kami berlima, yaa dia yang
selalu berada dibaris terdepan, saat kami dihadapkan dengan masalah. Dimulai
dari persahabatan kami dengan segala keunikan sifat yang dimiliki
masing-masing, kami memiliki satu impian untuk tinggal di Bali dan membuat
kesuksesan di The Bay Bali. Celotehan asal yang muncul dari mulut Mia yang menginginkan
karedok istimewa yang berbeda dari biasanya (karedok adalah masakan khas
Sunda). Tiba-tiba susana hening, Mia pun terdiam bingung ......
“Baaaallliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii”
ucap Afifah, Siska, Wiwin dan Lisna secara bersamaan.
“Aku mau karedok yang istimewa,
kenapa kalian menjawab Bali ????” ucap Mia dengan bingung.
“yaaaaa, karedok dan Bali,
mungkin kita satu pikiran, maksud kami gini Mi, diantara kita ada yang jago
masak, nah gimana kalau kita bikin karedok dengan sentuhan bumbu Bali ?, kita
buat itu dan kita jual di The Bay Bali. Ahhhhh tempat yang sangat indah” ucap
Lisna.
“yaaa yaaaa setujuuuuu!!!, kita
kumpulin uang jajan kita biar kita bisa berangkat ke Bali, tinggal disana
berlima dan membuat masakan lezat yang mungkin bisa jadi menu andalan diantara
deretan menu masakan istimewa yang ada di The Bay Bali”. Ucap Siska.
“diantara bebek bengil, tast of Asia, bumbu nusantara, karedok
istimewa hasil kita ada di menu The Bay Bali, wahhhhhhh sukses kita dengan
karedok, mungkin di Bali jarang ada makanan Karedok, yaaaa ayooooooo kita ke
Bali”. Ucap Wiwin
“sebentar, terus kita tinggal
dimana kalau udah disana ?, cara bikin karedok biar ada diantara masakan The
Bay Bali gmana ?, berani kita Cuma berlima disana ?” ucap Afifah.
“sssssstttttttttt, kamu diem dulu
aja Fah, jangan galau tentang itu kan kita petualang, yang penting kita
kumpulin uang biar bisa pergi ke Bali”. Ucap Mia.
Sejak
impian tentang “karedok istimewa di Bali”, kami mulai menabung, sisa uang jajan
kami kumpulkan, Mia adalah bendahara untuk impian kami. Tiap hari kami
bicarakan soal impian ini. Pergi ke pasar menjadi rutinitas kami dan dapur di
rumah Siska adalah tempat yang kami kunjungi setelah jam sekolah berakhir. Yaaa
setelah muncul impian itu, kami seringkali membeli semua bumbu untuk karedok
istimewa, tidak seperti karedok biasanya, kami membuat karedok ini dengan
sentuhan bumbu Bali. Eksperimen masakan kami tidak terlalu buruk, karena ada “chef” Siska yang memberi arahan untuk
memasak, mungkin hampir setahun rutinitas eksperimen karedok bumbu Bali itu
kami lakukan bersama dengan kebahagiaan. Sebelum kami memulai jalannya
masing-masing. Yahhh lulus dari SMA, tidak satupun dari kami belajar di
universitas yang sama, ini membuat kami susah untuk memiliki waktu yang sama,
tapi kami tidak melupakan impian yang kami sebut “karedok Bali”.
Terpisah
jarak tidak membuat lupa akan impian bersama, meskipin sesaat kami sibuk dengan
urusan masing-masing. Tiba saatnya salah satu dari kami pergi ke Bali. Mia, yaa
Mia dengan teman-teman kampusnya pergi ke Bali tanpa empat sahabatnya, bukan
disengaja meninggalkan mereka, tapi dia pergi karena ada hal yang perlu
dikerjakan disana dengan teman-temannya. Tanpa memberitahukan empat sahabatnya,
Mia melaksanakan tugasnya disana. Tiba di Bali, tempat yang indah dengan segala
suguhan alam yang menakjubkan membuat Mia kembali teringat dengan impian dan
janji akan pergi ke Bali bersama. Diam-diam Mia pergi ke “The Bay Bali”,
memesan makanan andalan yang disajikan disana, menikmati pemandangan yang indah
sembari sesekali mencatat keindahan untuk dia ceritakan kepada empat
sahabatnya. Mia menyadari mungkin yang ia lakukan salah, karena tidak
memberitahukan sahabatnya jika ia akan pergi ke Bali meskipun bukan untuk
mewujudkan impian mereka, tapi mau bagaimana lagi ini tugas kampus yang tidak
boleh ada campur tangan pihak luar. Selesai proyek kampus Mia langsung kembali
ke rutinitas awal dan tiba-tiba
“ahhhhhh teringat mimpi kita tentang karedok,
gimana nih, kapan kita ke Bali ??”. Pesan singkat dari Siska dikirim di grup
media sosial kami.
“Okee, ini saatnya aku harus
mengatakan aku pernah pergi ke Bali”. Ucap Mia dalam hati.
“hai kalian, apa kabar ??, iya
nih uang kita kan udah terkumpul tuh, cukup atau tidaknya masalah nanti yang
penting ada untuk pergi kesana, gimana ?”. komentar lisna di Grup media sosial
kami.
“kabar baik, hei gimana kalau
kita kumpul bareng berlima buat ngomongin ini. Iya bener lis uang kalian cukup
ko aku itung buat kesana” Mia ikut berkomentar.
“yaudah ayoo kumpul aja biar
jelas, minggu ini kita kumpul dirumah aku, gimana ?, jam 9 udah disini yaa”.
Ucap Afifah.
“maaf, aku baru buka media
sosial. Okee aku ikut aja, jangan pada telat yaa”. Ucap Wiwin.
Setelah
perjanjian itu, tibalah saatnya kami berkumpul untuk membicarakan ini. Mia
mengawali pembicaraan dan menceritakan semuanya tentang keindahan Bali yang
pernah ia lihat. Yaa setelah percakapan yang panjang, akhirnya kami sepakat
untuk liburan semester tahun ini, kami akan pergi ke Bali dan memulai impian
kami bersama. Tapi apa yang terjadi, saat kami bersiap untuk pergi hari esok,
berita duka dari keluarga besar Siska, Neneknya telah meninggal dunia di hari
itu. Bagaimana mungkin kami hanya pergi berempat dan meninggalkan Siska dalam
keadaan duka. Alhasil kami menunda kepergian kami. Mungkin bukan saat ini, tapi
pada saatnya nanti kami akan pergi bersama dengan impian kami.
Ya, ini impian kecil kebahagiaan
kami untuk menikmati kesuksesan di Bali, Ntah kapan impian ini akan menjadi
nyata, tapi kami yakin akan terwujud suatu saat nanti, karena seseorang berkata
“bermimpilah dengan bahagia, karena dengan bermimpi kita akan berusaha untuk
mewujudkannya. –Impian5sahabat
keterangan : Blog post ini dibuat dalam rangka mengikuti Proyek Menulis
Letters of Happiness: Share your happiness with www.thebaybali.com & Get
discovered!