Minggu, 30 Maret 2014

Impian lima sahabat



            The Bay Bali, tempat yang sangat indah dengan segala pesona alam dan makanan yang disajikan. Kami (Mia, Afifah, Siska, Wiwin dan Lisna) sejak lama bersahabat dan selalu memiliki rencana untuk masa depan yang indah. The Bay Bali adalah salah satu impian kami.
            Setiap kali kami bertemu, ada hal yang kami rencanakan dan harus terwujud!!!. Kami berlima adalah siswi SMA dengan banyak impian. Mia adalah remaja yang  memiliki imajinasi tinggi, terkadang imajinasinya tidak pernah kami mengerti tapi itulah keunikannya. Afifah, remaja yang sangat teliti dengan segala hal yang ia kerjakan, meski terkadang mengganggu kami karena sifat kami yang sangat ceroboh, tapi ketelitiannya berguna untuk mengingatkan kami. Siska adalah remaja yang sederhana dan sangat pintar dalam hal memasak. Wiwin, remaja cuek, sangat sangat cuek, tetapi dibalik sifat cueknya, dia sangat peduli dengan sahabatnya. Lisna, bisa dibilang dia itu orang yang paling berani diantara kami berlima, yaa dia yang selalu berada dibaris terdepan, saat kami dihadapkan dengan masalah. Dimulai dari persahabatan kami dengan segala keunikan sifat yang dimiliki masing-masing, kami memiliki satu impian untuk tinggal di Bali dan membuat kesuksesan di The Bay Bali. Celotehan asal yang muncul dari mulut Mia yang menginginkan karedok istimewa yang berbeda dari biasanya (karedok adalah masakan khas Sunda). Tiba-tiba susana hening, Mia pun terdiam bingung ......
“Baaaallliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii” ucap Afifah, Siska, Wiwin dan Lisna secara bersamaan.
“Aku mau karedok yang istimewa, kenapa kalian menjawab Bali ????” ucap Mia dengan bingung.
“yaaaaa, karedok dan Bali, mungkin kita satu pikiran, maksud kami gini Mi, diantara kita ada yang jago masak, nah gimana kalau kita bikin karedok dengan sentuhan bumbu Bali ?, kita buat itu dan kita jual di The Bay Bali. Ahhhhh tempat yang sangat indah” ucap Lisna.
“yaaa yaaaa setujuuuuu!!!, kita kumpulin uang jajan kita biar kita bisa berangkat ke Bali, tinggal disana berlima dan membuat masakan lezat yang mungkin bisa jadi menu andalan diantara deretan menu masakan istimewa yang ada di The Bay Bali”. Ucap Siska.
“diantara bebek bengil, tast of Asia, bumbu nusantara, karedok istimewa hasil kita ada di menu The Bay Bali, wahhhhhhh sukses kita dengan karedok, mungkin di Bali jarang ada makanan Karedok, yaaaa ayooooooo kita ke Bali”. Ucap Wiwin
“sebentar, terus kita tinggal dimana kalau udah disana ?, cara bikin karedok biar ada diantara masakan The Bay Bali gmana ?, berani kita Cuma berlima disana ?” ucap Afifah.
“sssssstttttttttt, kamu diem dulu aja Fah, jangan galau tentang itu kan kita petualang, yang penting kita kumpulin uang biar bisa pergi ke Bali”. Ucap Mia.
            Sejak impian tentang “karedok istimewa di Bali”, kami mulai menabung, sisa uang jajan kami kumpulkan, Mia adalah bendahara untuk impian kami. Tiap hari kami bicarakan soal impian ini. Pergi ke pasar menjadi rutinitas kami dan dapur di rumah Siska adalah tempat yang kami kunjungi setelah jam sekolah berakhir. Yaaa setelah muncul impian itu, kami seringkali membeli semua bumbu untuk karedok istimewa, tidak seperti karedok biasanya, kami membuat karedok ini dengan sentuhan bumbu Bali. Eksperimen masakan kami tidak terlalu buruk, karena ada “chef” Siska yang memberi arahan untuk memasak, mungkin hampir setahun rutinitas eksperimen karedok bumbu Bali itu kami lakukan bersama dengan kebahagiaan. Sebelum kami memulai jalannya masing-masing. Yahhh lulus dari SMA, tidak satupun dari kami belajar di universitas yang sama, ini membuat kami susah untuk memiliki waktu yang sama, tapi kami tidak melupakan impian yang kami sebut “karedok Bali”.
            Terpisah jarak tidak membuat lupa akan impian bersama, meskipin sesaat kami sibuk dengan urusan masing-masing. Tiba saatnya salah satu dari kami pergi ke Bali. Mia, yaa Mia dengan teman-teman kampusnya pergi ke Bali tanpa empat sahabatnya, bukan disengaja meninggalkan mereka, tapi dia pergi karena ada hal yang perlu dikerjakan disana dengan teman-temannya. Tanpa memberitahukan empat sahabatnya, Mia melaksanakan tugasnya disana. Tiba di Bali, tempat yang indah dengan segala suguhan alam yang menakjubkan membuat Mia kembali teringat dengan impian dan janji akan pergi ke Bali bersama. Diam-diam Mia pergi ke “The Bay Bali”, memesan makanan andalan yang disajikan disana, menikmati pemandangan yang indah sembari sesekali mencatat keindahan untuk dia ceritakan kepada empat sahabatnya. Mia menyadari mungkin yang ia lakukan salah, karena tidak memberitahukan sahabatnya jika ia akan pergi ke Bali meskipun bukan untuk mewujudkan impian mereka, tapi mau bagaimana lagi ini tugas kampus yang tidak boleh ada campur tangan pihak luar. Selesai proyek kampus Mia langsung kembali ke rutinitas awal dan tiba-tiba
 “ahhhhhh teringat mimpi kita tentang karedok, gimana nih, kapan kita ke Bali ??”. Pesan singkat dari Siska dikirim di grup media sosial kami.
“Okee, ini saatnya aku harus mengatakan aku pernah pergi ke Bali”. Ucap Mia dalam hati.
“hai kalian, apa kabar ??, iya nih uang kita kan udah terkumpul tuh, cukup atau tidaknya masalah nanti yang penting ada untuk pergi kesana, gimana ?”. komentar lisna di Grup media sosial kami.
“kabar baik, hei gimana kalau kita kumpul bareng berlima buat ngomongin ini. Iya bener lis uang kalian cukup ko aku itung buat kesana” Mia ikut berkomentar.
“yaudah ayoo kumpul aja biar jelas, minggu ini kita kumpul dirumah aku, gimana ?, jam 9 udah disini yaa”. Ucap Afifah.
“maaf, aku baru buka media sosial. Okee aku ikut aja, jangan pada telat yaa”. Ucap Wiwin.
            Setelah perjanjian itu, tibalah saatnya kami berkumpul untuk membicarakan ini. Mia mengawali pembicaraan dan menceritakan semuanya tentang keindahan Bali yang pernah ia lihat. Yaa setelah percakapan yang panjang, akhirnya kami sepakat untuk liburan semester tahun ini, kami akan pergi ke Bali dan memulai impian kami bersama. Tapi apa yang terjadi, saat kami bersiap untuk pergi hari esok, berita duka dari keluarga besar Siska, Neneknya telah meninggal dunia di hari itu. Bagaimana mungkin kami hanya pergi berempat dan meninggalkan Siska dalam keadaan duka. Alhasil kami menunda kepergian kami. Mungkin bukan saat ini, tapi pada saatnya nanti kami akan pergi bersama dengan impian kami.
Ya, ini impian kecil kebahagiaan kami untuk menikmati kesuksesan di Bali, Ntah kapan impian ini akan menjadi nyata, tapi kami yakin akan terwujud suatu saat nanti, karena seseorang berkata “bermimpilah dengan bahagia, karena dengan bermimpi kita akan berusaha untuk mewujudkannya. –Impian5sahabat


keterangan :  Blog post ini dibuat dalam rangka mengikuti Proyek Menulis Letters of Happiness: Share your happiness with  www.thebaybali.com & Get discovered!